Sehari di Aceh: Ini Tempat-Tempat Yang Harus Kamu Kunjungi
Suasana di Sabang |
Hai
rakan, Anda baru tiba di Banda Aceh? Atau mau berwisatake Aceh dan hanya
punya waktu sehari saja untuk mutar-mutar disini? atau sudah beberapa hari di
kota ini tetapi sibuk dengan kegiatan lain sehingga belum sempat jalan-jalan?
Dan kini Anda hanya memiliki waktu sehari untuk menikmati Banda Aceh, terus
bingung mau kemana saja? Berikut
adalah beberapa hal yang bisa anda lakukan saat berkunjung ke Aceh, atau
tepatnya Banda Aceh dan hanya punya waktu sehari saja disini.
Pertama:
Pilih Kendaraan/Transportasi yang tepat
Untuk
menentukan transportasi apa yang hendak digunakan, saran saya jangan memilih
naik kendaraan umum jika Anda perginya hanya sendiri. Soalnya kendaraan umum di
Banda Aceh seperti labi-labi sering lambat jalannya. Tak jarang, angkotnya Aceh
ini suka berhenti lama di tengah jalan untuk menunggu penumpang lain. Jadi,
pastikan dulu kendaraan apa yang Anda pilih untuk berkeliling di Banda Aceh. Jika
punya kenalan orang Aceh dan dia memiliki sepeda motor atau mobil yang bisa
dipinjam, maka ini adalah solusi termurah dan terbaik. Sekalian minta dia untuk
menemani Anda jalan-jalan. Namun, jika ini adalah kali pertama Anda ke BandaAceh dan tidak punya kenalan, maka ada beberapa opsi untuk mencari kendaraan
ini.
Kalau
rute yang dipilih adalah rute Kota – Darussalam, anda bisa coba naik
transkutaraja, haltenya bisa tunggu di depan masjid raya, tapi ya itu,
frekuensi jalannya masih belum teratur, alias masih suka-suka supir bus,
padahal ini gratis lho. Alternatif lain adalah:
a.
Sewa Mobil
Mobil
di Banda Aceh bisa disewa langsung ke pemiliknya atau lewat usaha rental mobil.
Untuk menghubungi perusahaan rental, informasinya bisa Anda dapat di koran
lokal, bandara hingga tempat Anda menginap. Kalau mau menyewa langsung sama
pemiliknya, Anda bisa melakukan ini di Bandara SIM, biasanya mereka suka
mangkal di sana. Harganya bisa ditawar. Untuk sewa mobil ini kisarannya 350
ribu hingga 600 ribu perhari, ada yang termasuk sopir, ada juga yang bisa
dibawa sendiri.
b.
Sewa Becak
Meski
becak umunya beroperasi pada jarak atau wilayah tertentu saja, tapi mereka juga
bisa disewa harian atau mingguan. Becak juga lebih mudah dicari, tinggal
berdiri di samping jalan, ada becak yang lewat, langsung saja nego sama
sopirnya. Harganya relatif karena yang punya becak ini adalah sopirnya sendiri.
Biasanya kisaran sewa per hari sekitar 250 hingga 400 ribu. Mirip-mirip dengan
sewa mobil sih, tapi becak Aceh punya sensasi tersendiri, malah ada yang punya
wifi on the go lho, tapi masih sedikit yang seperti ini.
c.
Sewa Motor.
Sama
seperti mobil, buat yang suka berpetualang dengan bebas, bisa juga dengan
menyewa sepeda motor. Ada beberapa perusahaan yang menyewakan sepeda motor ini,
tapi bisa juga sewa secara pribadi, tapi jumlahnya masih kalah banyak
dibandingkan rental mobil.
Setelah
mendapatkan kendaraan, apa yang harus Anda lakukan lagi?
Kedua:
Ngopi!
Setelah
urrusan kendaraan kelar, maka hal yang wajib anda coba selama di Banda Aceh
adalah menikmati kopi Aceh. Buat mereka yang bukan penggila kopi, bisa juga
minum teh atau kopi susu, atau hanya susu saja. Banda Aceh kini indentik dengan
warung kopi, meski belum ada pembedaan secara akademis, secara umum dikenal dua
jenis warung kopi, yaitu warung kopi tradisional dan modern.
Selain Kopi Aceh, Rujak Aceh dan Air Kelapa Muda juga jangan lupa dicoba ya! |
Warung
kopi tradisional ditandai dengan bangunan yang terbuat dari kayu dan ukurannya
kecil. Letaknya sering di persimpangan lorong di sebuah kampung. Pengunjung
warkop rata-rata orang tua. Tidak memiliki fasilitas punya wi-fi dan hanya buka
dari habis subuh hingga menjelang magrib. Saran saya, cobalah warung kopi
tradisional ini, karena dengan ini anda bisa merasakan sensasi tradisional
ngopi ala aceh. Warung kopi di samping Lorong Pemuda Desa Lambhuk adalah salah
satu langganan saya yang bisa Anda coba. Harganya juga murah, hanya Rp
3000/gelas.
Sedangkan
warung kopi modern ditandai dengan tempatnya yang lebih mewah dengan desain
interior yang menarik. Menyediakan internet gratis untuk pengunjungnya dan
dibuka hampir 24 jam. Contoh warung kopi modern ini antara lain Zakir, Solong,
Taufik Kupi, 3 in 1, The stones dan sebagainya. Harga segelas kopi di warkop
modern ini juga sedikit lebih mahal dari warkop tradisional, berkisar antara Rp
4000 – 5000 per gelas.
Ketiga:
Wet-wet ke Museum (09.00 – 12.00)
Selesai
ngopi disekitaran Banda Aceh, Anda bisa mencoba wisata meseum. Ada dua meseum
yang terletak di tengah kota Banda Aceh yang wajib anda kunjungi, pertama
Museum Aceh dan yang kedua Museum Tsunami. Jarak kedua museum ini berdekatan
dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Anda boleh memilih mana yang duluan
anda kunjungi, karena jam buka masing-masing museum relatif sama.
a.
Meseum Aceh
Komplek
Museum Aceh terletak bersebelahan dengan meuligoe (pendopo) Gubernur Aceh. Di
dalam komplek museum, Anda bisa lonceng Cakradonya yang merupakan hadiah dari
Laksamana Cheng Ho untuk Sultan Aceh yang tergantung tepat di samping gerbang
masuk. Lalu Anda akan disambut oleh Rumoh Aceh beserta dengan perlengkapan
tradisional seperti kamar tidur, dapur, peralatan masak, benda-benda peninggalan
zaman dulu, dan sebagainya. Selain itu juga ada gedung utama meseum yang
memamerkan berbagai peralatan perang, peralatan pertanian tradisional,
peralatan nelayan, berbagai pakaian adat serta benda benada kuno yang bernilai
sejarah. Di samping Museum Aceh juga terdapat makam raja-raja Aceh yang sayang
untuk dilewatkan.
b.
Meseum Tsunami
Aceh
patut bersyukur karena memiliki satu-satunya mesium tsunami di dunia dan jika
anda berkunjung ka Aceh, mengunjungi meseum ini adalah wajib hukumnya. Anda
akan menemukan berbagai foto, cerita hingga bukti-bukti dahsyatnya tsunami yang
meluluhlantakkan Aceh tahun 2004 lalu. Jika diizinkan, Anda bisa naik ke atap
meseum, dan dapat melihat view Banda Aceh dari atas gedung ini.
Keempat: Jalan-Jalan ke Blang Padang
Selesai
dari Museum Tsunami, Anda bisa langsung menuju Mesjid Raya Baiturrahman, tapi
saran saya coba jalan melalui Blang Padang karena di sana Anda akan menemui
Monumen Pesawat Seulawah RI 001. Pesawat ini menjadi alasan kenapa Aceh disebut
sebagai daerah modal. Pesawat RI001 merupakan sumbangan rakyat Aceh untuk
Presiden Soekarno yang saat itu sedang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pesawat tersebut adalah dibeli oleh rakyat Aceh dengan cara menyumbang emas.
Selain
melihat monumen pesawat, Anda juga bisa berkeliling lapangan Blang Padang yang
dulunya merupakan tempat “parkir” gajah milik Kesultanan Aceh. Sambil
berkeliling, Anda bisa menemukan monument-monumen “Aceh thanks the worlds”
dalam berbagai bahasa di dunia.
Kelima:
Ke Mesjid Raya Baiturrahman
Puas,
berkeliling dan foto foto di blang padang, saatnya kini menginjak ke Mesjid
kebanggan rakyat aceh, Mesjid Raya Baiturrahman. jika pas waktunya shalat, dan
anda seorang muslim, bisa langsung shalat disini, dan merasakan sensasi shalat
di mesjid yang megah ini. buat yang non muslim, juga bisa memasuki mesjid ini,
dengan syarat pakaian yang sopan, dan jika tidak punya atau lupa membawa, anda
bisa melapor ke satpam di mesjid bahwa anda non muslim dan ingin melihat lihat
mesjid, anda pasti diizinkan dan akan diberikan kain penutup, jadi tak ada yang
perlu dikhawatirkan.
Keenam:
Berkunjung ke Kapal PLTD Apung
Selesai
shalat dan foto-foto di mesjid raya, kini saatnya Anda menuju ke objek wisata
tsunami yang tidak kalah serunya, Kapal PLTD Apung yang terletak di Punge.
Seperti Museum Tsunami, Kapal Apung ini merupakan satu-satuya objek wisata
tsunami yang ada di dunia. Kapal ini merupakan kapal pembangkit listrik tenaga
diesel yang diperbantukan untuk mecukupi suplly listrik untuk Aceh tahun 2004
lalu. Saat tsunami melanda, kapal ini dibawa oleh air dari lokasinya di
pelabuhan ulee lheu hingga ke perumahan warga di Desa Deah Glumpang, Punge.
Ketika air tsunami surut ke laut, kapal ini tidak ikut terbawa melainkan
terdampar di tempatnya saat ini. Jarak dari lokasi awalnya di pelabuhan hingga
ke posisinya saat ini sekitar 3 kilometer, menunjukkan betapa tsunami Aceh
sungguh besar kekuatannya.
Ketujuh:
Mampir di Kuburan massal
Jika
waktu sudah sore, dari Kapal Apung Anda bisa melanuutkan perjalanan ke arah
Ulee Lheu. Sebelum tiba di pantai Ulee Lheu, Anda akan menemui kuburan massal
tempat korban tsunami dimakamkan. Tempat ini terbuka untuk umum dan bisa
diziarahi kapan saja.
Kedelapan:
Shalat di Mesjid Baiturrahim, Ulee Lheu
Dari
kuburan massal, Anda bisa langsung menuju ke Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu. Sama
seperti Mesjid Raya Baiturrahman, mesjid ini selain menjadi saksi bisu
kedahsyatan tsunami, juga merupakan satu satunya bangunan yang tersisa di
pinggir pantai Ulee Lheu. Tak hanya itu, Anda juga bisa menikmati sejarah
arsitektur Belanda yang masih tersisa pada bagian depan mesjid. Kalau udah
masuk waktunya shalat, sekalian saja shalat disini.
Kesembilan: Santai di Pantai Ulee Lheu
Setelah
dari mesjid, Anda bisa langsung menuju ke Pantai Ulee Lheu. Sore hari merupakan
waktu yang tepat untuk bersantai disini, selain bisa menikmati matahari yang
kemerahan saat mau tenggelam, anda juga bisa makan jagung bakar, atau minum air
kelapa muda yang dijajakan sepanjang jalan hingga ke pelabuhan. Dari pantai ini
anda juga bisa melihat langsung Pulau Sabang.
Kesepuluh: Makan malam di REX peunayong
Malam
hari bisa Anda manfaatkan untuk keliling di pusat kota Banda Aceh sambil
menikmati wisata kuliner yang ada di Rex yang terletak di kawasan Peunayong. Di
sini Anda bisa mencoba berbagai makanan khas Aceh, mulai mie Aceh, maratabak
Aceh, sate Matang, nasi goreng Aceh, dan sebagainya. Pilihan minuman seperti
kopi Aceh hingga aneka jus juga tersedia. Selesai menyantap makan malam, Anda
juga bisa membeli oleh-oleh khas Aceh yang dijual tepat di depan Rex ini.
Waktu
sehari memang sangat singkat untuk bisa mengunjungi berbagai objek wisata yang
ada di ibukota Provinsi Aceh ini, tapi tempat yang saya sebutkan di atas
merupan alternative yang bisa anda kunjungi jika memang waktu yang anda miliki
sangat singkat.
Jak
lom u Banda!
*Tulisan
ini pernah menang lomba wisata banda Aceh dengan judul yang mirip, tapi karena
sudah pindah hostingan, jadinya harus di tulis ulang, dengan beberapa perubahan
pada kontennya.
Baca Juga: Wisata Halal Aceh: Halalnya Sudah Pasti
Ini postingan lama kan??
ReplyDelete