Jalan-Jalan Ke Budapest, Bagian 1
Bus di Terminal Berlin |
Ransel yang akan saya bawa jalan-jalan kali ini masih kosong, belum berisi sama sekali, padahal beberapa menit lagi saya akan berangkat ke Eropa Timur, tepatnya Budapest. Itulah kebiasaan saya kalau jalan-jalan, baru packing kalau emang sudah mau berangkat. Beberapa menit kemudian waktu saya habiskan untuk mencuci piring dan gelas sisa sarapan pagi tadi. Kemudian ransel saya ambil, isi baju beberapa biji, kamera dan tentunya beberapa bungkus mie instan masuk kedalam ransel. Kurang dari 5 menit, ransel saya sudah setengahnya berisi dan saya siap berangkat.
Dari rumah, saya menuju ke mesjid Al Falah, satu satunya mesjid Indonesia yang ada di Berlin. Selesai Jumatan, saya menyantap nasi soto yang selalu dimasak untuk jamaah jumat di mesjid ini. Usai makan, kami masih sempat mengobrol, dan baru setelah shalat asar (sekitar jam 3 siang karena masih summer), kami menuju ke ZOB Berlin, terminal bus utama kota Berlin.
Perjalanan kali ini, saya tidak sendirian, ada mas Dedy dan mas Irwan yang juga ikutan. Ketua rombongan tentunya mas Dedy, yang bersedia booking bus dan hostel via internet dengan kartu kreditnya.
Terminal Bus Praha |
Tiba di Terminal, suasana cukup ramai. Jika biasanya hanya ada bus Eurolines dan BerlinLinean Bus yang lalu lalang, akhir akhir ini ekspansi yang dilakukan oleh Meinferein bus dan Flixbus membuat jumlah penumpang di terminal ini makin ramai, plus ongkos yang makin murah akibat diskon besar besaran yang diberikan oleh kedua bus ini. Saya segera mengeluarkan kamera dan langsung saja jepret sana sini.
Kami tiba diterminal lebih 25 menit lebih awal dari jadwal, karena memang jika 5 menit sebelum waktu berangkat kita belum ada di dekat bus, tiket kita bisa saja dinyatakan hangus, begitu bunyi perjanjian yang tertulis di tiket yang dibeli mas Dedy secara online. Dari layar informasi yang ada, kami mencari di spoor mana bus kami terletak. dari sana kami menuju ke tempat bus diparkir dan, ternyata bus nya putih dan sudah tua ;) "Pantesan murah, udah tua begini bus nya", bisik mas Dedy. Saya senyum-senyum saja, bagi backpaker ala saya, gak masalah bus nya tua, asal murah, nyaman dan bisa sampai tujuan.
Terminal Bus |
Print out yang tiket diserahlan ke pak supir, begitu juga dengan pasport kami. Dia juga memastikan kami tidak membawa barang terlarang. Karena tak ada barang yang bisa ditaruh di bagasi, kami langsung naik kedalam, duduk berdasarkan nomor kursi seperti tertulis ditiket.
Tepat jam 5 sore waktu Berlin, bus bergerak perlahan, langsung masuk tol dan membawa kami ke negara eropa timur yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya, Hungaria.
Bersambung ke: Jalan-Jalan ke Budapest Bagian 2
Post a Comment