Jalan-Jalan Ke Budapest, Bagian 2
Bus Lintas Eropa |
Meski bus yang kami naiki sudah tua, tak ada wifi dan kursinya sempit, bus buatan mercedes ini cukup nyaman karena penumpangnya tidak penuh sehingga kami bisa duduk 2 kursi sendirian, dan yang paling penting bus nya sudah klimatiziert (punya pengatur suhu), sehingga tetap merasa hangat ditengah kedinginan malam.
Karena kelelahan, kedua kawan saya langsung tertidur beberapa saat setelah bus berjalan, sedangkan saya nyaris tidak tidur sepanjang malam. Penyebab susah tidur ini saya rasa kerana jalanan yang dilewati bus kadang bergoyang, khususnya saat melewati daerah di Republik Ceko. Kadang saya sempat tertidur sebentar, tapi biasanya segera terbangun ketika ban mobil meugideng jalanan yang tidak rata.
Di perbatasan Jerman - Republik Ceko, bus kami di potong mobil polisi yang disertai dengan tulisan follow me pada lampu diatasnya. Pak sopir terus membawa bus mengikuti mobil pak polisi tadi, dan berhenti di sebuah pos polisi. Ternyata ada beberapa juga bus atau mobil barang yang sedang diperiksa disana, sepertinya pemeriksaan secara acak.
Display Rute dan Jam Keberangkatan bus |
Dengan ramah pak polisi bertanya tujuan kemana dan berapa penumpangnya. Pak sopir menyerahkan list penumpang ke pak polisi dan kemudian keduanya turun dari mobil, entah apa yang dibicarakan kemudian. Sekitar 20 menit pak sopir kembali ke bus, menghidupkan bus dan kembali masuk ke jalan tol tak berbayar untuk membawa kami masuk ke perbatasan Jerman - Rep Ceko. Beberapa saat kemudian, bus kembali berhenti di tempat pengisian minyak, dan kami diberi waktu sekitar 10 menit untik ke WC atau membeli sesuatu di toko dekat dengan pom minyak tadi. Saya memutuskan untuk turun dan ternyata kami sudah di wilayak Usti Nad Labem, lucu ya nama daerahnya.
Penumpang kembali masuk dan bus kembali jalan. Kali ini sekali lagi saya mencoba untuk tiduran dan sepetinya akan berhasil. Kurang dari sejam, saya kembali terkejut saat bus memasuki kota Praha dan berjalan pelan masuk ke terminal ibukota Rep Ceko ini. Bagi saya, ini kali kedua masuk ke terminal ini karena sebelumnya memang pernah berwisata di Praha. Disini kami diberi waktu 40 menit oleh pak supir untuk makan-makan atau beristirahat.
Karena sudah sesak pipis sejak dalam bus tadi, saya memutuskan untuk ke toilet dulu. Masuk ketoilet, kita harus melewati pintu hadangan yang hanya boleh dilewati setelah memasukkan koin kedalam mesin diatasnya. Di mesin tertulis kalau kami bisa membayar dalam Euro atau dalam Czeck Koruny (CZK), mata uang Republik Ceko, ternyata mereka masih setia dengan mata uangnya dan belum menggunakan Euro sebagai mata uangnya. Saya masukkan koin 1 euro dan beberapa biji koin CZK keluar dari mesin. Pintu hadangan tadi terbuka dan saya langsung masuk untuk membuang hajat yang telah lama terpendam.
Selesai dari toilet, saya menuju ke meja dekat pintu untuk mencari sinyak wifi gratis, iya ini kan sudah bukan lagi Jerman, jadi koneksi data sudah saya matikan sebelumnya karena saya tidak mau membayar begitu banyak data roaming. Setelah bernarsis ria di depan terminal, upload foto dan update status, saya menuju ke toko makanan yang ada didalam terminal, mencari makanan dan air mineral yang paling murah. Ingat, saya backpaker kan?
Selesai membeli air, saya kembali menuju ke bus dimana ia sebelumnya diparkir. Semua penumpang juga sudah kembali ke bus dan setelah memastikan tidak ada lagi penumpang yang tertinggal, bus lembali berjalan meninggalkan kota Praha ini.
Bersambung bagian 3: Eurotrip: Budapest
Post a Comment