Penyakit Itu Bernama Kepo dan Waham
Di era digital ini, ada dua penyakit yang sangat masif penyebarannya dan sangat tinggi prevalensi penderitanya, penyakit waham dan penyakit kepo (situnis, 2017)
Sepertinya hipotesa ini perlu untuk diteliti lebih lanjut, mengingat nama penyakit ini belum sepenuhnya menjadi salah satu list penyakit yang bisa didiagnosa dokter dan ditanggung BPJS untuk pengobatannya. Nama penyakit yang pertama adalah KEPO. Orang Indonesia pasti sudah tahu dengan istilah ini. Ada yang bilang kalau kepo itu merupakan singkatan dari Knowing Every Particular Object alias tahu segalanya. Ya orang kepo emang ingin tahu segala sesuatu tentang urusan orang lain. Tapi ada juga yang bilang kalau istilah kepo ini berasal dari bahasa Hokkien yang sering dipakai di Singapore, yaitu Kaypoh yang maknanya juga sama, yaitu ingin tahu atau mencampuri urusan orang, gak bisa diam dan sebagainya. Kalau bahasa Aceh mungkin cocoknya adalah galak rhah ek gop alias suka cuci eek orang (eek kok dicuci?).
Nah, penyakit kepo ini sudah menjalar dimana-mana, dari kota hingga ke pelosok desa, kayak lagu dandut jaman dulu aja. orang yang kepo ini hidupnya gak bisa jauh-jauh dari kehidupan orang, pokoknya segala sesuatu tentang orang dia tahu, kalau gak tahu pasti cari tahu, tahunya juga detil sekali, sangking detilnya mungkin bisa kalahin detektif konan? eh?
Nah, kamu harus hati-hati dengan penyakit ini, jangan-jangan kamu adalah penderitanya. Untuk tahu juga gampang, gak harus ke psikiater, cukup tanya sama diri kamu sendiri, kamu suka dengar gosip, suka bicara gosip, suka penasaran dengan orang, suka ingin tahu tentang apa yang dikerjakan orang, kalau iya, kamu orang kepo. Kalau kamu emang kepo, kamu harus hati-hati, karena percuma kamu ngaku rajin ibadan tapi pada saat yang sama, kamu justru melanggar perintah-Nya, emang ada? ya, ini bunyi firman Allah SWT.
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus), dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” [Al Hujurat: 12].
Udah jelas kan? kalau emang ngaku beriman, gak usah ngurusin orang lain lah, toh gak semua orang pingin kurus. Kalau masih belum cukup, ada hadisnya lagi:
Termasuk dari baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” (H.R.Tirmidzi dan yang lainnya)
Kalau hadist diatas berlaku dua sisi, baik sebagai orang kepo, atau orang yang dikepoin. Kalau jadi orang kepo, ya buanglah sifat itu, karena memang kepo itu gak penting buat kehidupan kamu. Sebaliknya kalau kamu jadi orang yang di Kepoin, ya juga jangan dipikirin, biar yang kepo saja sibuk dengan urusan kamu, sedang kamu tetap saja fokus dengan kerjaan kamu. Gitu saja ya.
Nah, penyakit kedua itu namanya waham. Waham ini agak sulit didefinisikan dalam bahasa sekarang, karena memang ya gitu. Lebih lagi waham itu banyak jenisnya. Mulai dari waham kebesaran (yang paling banyak), waham agama, waham, nihilistik, dan sebagainya. Kalau waham ini sudah berat, maka ini sudah positif sakit jiwa. Tapi yang ingin saya bicarakan disini adalah yang entry level atau yang masih ringan gejalanya. Biasanya sering tidak disadari dan tidak mau sadar. eh definisnya belum.
Baik, waham itu adalah kepercayaan yang salah yang sangat dipercaya oleh seseorang. Orang yang punya waham agama misalnya bisa saja mengaku dia Nabi atau Imam Mahdi. Jelas saja dia orang biasa dan semua orang tahu itu, tapi dia sendiri yakin kalau emang dia itu seorang imam mahdi. Dan sebagainya. kalau ini kasusnya sudah berat dan harus segera di bawa ke RSJ ya.
Yang sering dan banyak itu yang wahamnya ringan seperti waham kebesaran. merasa dia punya kuasa, orang lain harus tunduk dan patuh dengan segala titahnya. Karena punya jabatan, merasa orang lain harus hormat dan patuh pada dia, merasa punya kedudukan, orang lain harus menghamba pada dia. padahal dia gak sadar kalau semua yang dia punya itu sifatnya hanya sementara, paling lama sampai dia mati kan? kalau udah mati, jabatannya kan diambil orang, apa lagi yang mau dibanggakan.
Nah, itu saja dua penyakit yang saya lihat makin hari makin banyak saja. Jangan lupa, tag teman kamu yang punya penyakit ini (yaelah...). Salam sehat jiwa.
Post a Comment