Cara Memperoleh Vaksin Meningitis dan Yellow Fever
Vaksin Yellow Fever yang disuntik ke saya |
Rencana
kepergian saya ke sebuah negara Afrika, tepatnya Uganda awalnya lancar-lancar
saja. Informasi yang saya peroleh dari kawan yang tahun lalu pernah kesana
katanya visa turis untuk warga Indonesia bisa didapatkan di bandara alias visa on
arrival (VoA). Kalau belum vaksin yellow fever, kita juga bisa memperolehnya di
Bandara Entebbe, Bandara Internasionalnya Uganda, dengan membayar sekitar 50 dolar,
begitu katanya. Tapi beberapa hari yang lalu saya dapat email kalau sekarang
visa harus di apply secara online, sama seperti mengurus visa ke Turki yang
juga menggunakan sistem online. Bedanya untuk apply visa ke Uganda kita harus
meng upload scan paspor dan scan bukti telah di vaksin dengan yellow fever,
sedangkan bayarannya bisa di bandara nantinya. Nah, kalau begini caranya, ini
jadi masalah buat saya, secara vaksin yellow fever tidak umum
di negara kita, karena memang bukan salah satu vaksin yang wajib kita punya
sebagai warga negara Indonesia.
Setelah
tanya kesana kemari, istri juga yang jadi pahlawan. Dia dapat kabar dari
kawannya yang merupakan dokter di kantor kesehatan pelabuhan kalau di kantornya kita juga bisa vaksin yellow fever, selain vaksin
meningitis yang sering diminta oleh mereka yang mau umrah.
Setelah
memastikan kalau vaksinnya ada, tadi pagi saya ke kantor kesehatan pelabuhan
kelas III Banda Aceh, dengan membawa paspor dan uang tentunya. Sampai disana
saya langsung berjumpa dengan si dokter yang tak lain adalah kawan seangkatan
istri di FK. Karena sebelumnya sudah kenal, dan mungkin sudah tahu maksud
kedatangan saya, jadinya saya gak dapat pencerahan lagi tentang kenapa harus
vaksin, apa manfaat vaksin dan apa efek samping vaskin yellow fever, dan
sebagainya. Saya hanya diminta untuk mengisi selembar borang berisi nama, nomor
paspor dan sebagainya.
Kantor kesehatan pelabuhan, tempat vaksinasi meningitis dan yellow fever |
Setelah
form atau borang itu saya isi, saya diminta untuk masuk kedalam ruangan dokter.
Sambil menunggu perawat mempersiapkan vaksinnya, kita cerita sedikit tentang
tujuan perjalanan saya ke Afrika dan keseharian mereka di kantor kesehatan
pelabuhan tersebut.
"Seharusnya
orang yang mau keluar negeri, khususnya ke negara yang banya penyakit menular,
mereka konsul ke kita dulu bang, kalaupun mereka gak bawa penyakit, setidaknya
mereka gak bawa pulang penyakit ke Indonesia" sebut dokter Naldi yang diikuti
anggukan saya yang berarti sangat setuju. "Orang yang mau umrah saja masih
banyak yang gak tahu apa manfaat vaksin meningitis, padahal kalau tahu, mungkin
semua akan minta vaksin", sebutnya lagi. Saya juga setuju dengan komentar
ini. Ketika saya tanya kenapa harga vaksinnya lebih murah dari harga yang
sebenarnya, dengan tegas si dokter bilang "udah di subsidilah bang, kalau
gak ya mahal lagi", baru kali ini saya tahu kalau vaksin yang bukan wajib
juga di subsidi pemerintah Indonesia, jadi kepikir, masih suka salahin
pemerintah? Bilang pemerintah gak care sama rakyatnya? Padahal subsidi vaksin
ini mahal sekali lho.
Setelah
vaksinnya siap, si perawat yang lupa saya tanya namanya mendekat dan tanya,
lengan kiri atau kanan yang mau disuntik, saya ikhlas di suntik di lengan kiri
saja, soalnya kalau sakit berat, tangan kanan tetap bisa dipakai buat makan.
Kalau tangan kiri sakit kan butuhnya
waktu kebelakang saja, eh. Setelah disuntik, saya minta lihat kotak
vaksinya, untuk saya foto, ini hasilnya, lengkap dengan nama vaksinnya yang
memang sering dipakai untuk vaksin yellow fever. Di Inggris dulu kalau gak
salah harganya sekitar 33 pound, atau sampai 600 ribu rupiah dengan kurs lama,
padahal tadi saya hanya bayar 345000 rupiah saja. "sudah disubsidi
pastinya".
buku kuning bukti udah di Vaksin |
Setelah
biayanya saya serahkan, saya diberikan sebuah buku kuning WHO yang berlaku
secara internasional, didalamnya sudah dituliskan nama dan nomor passport,
jenis vaksin, dimana diperoleh dan kapan kadaluarsanya. Untuk jenis vaksin
yellow fever yang disuntikkan tadi setahu saya berlakunya seumur hidup, tapi
pemerintah Indonesia, dalam hal ini departemen kesehatan masih ikut dengan
peraturan lama, yaitu hanya untuk 10 tahun. "Tapi kalau ntar depkes ikut
WHO nantinya, berarti gak perlu disuntik lagi lah bang, bisa seumur hidup, kan
sama vaksinya" jelas dokter Naldi. "ini juga ada barcondenya, dan ini
yang sering dipalsukan, tapi kalo kita punya kan jelas, jadi kalau masuk ke
negara yang ketat seperti arab saudi, mereka tinggal scan saja barcode (di
halaman depan buku kuning) ini, dan ketahuan palsu atau tidak. Saya kali
mengangguk saja karena belum pernah tahu sejauh itu, maksudnya ada juga orang
yang gak mau atau tidak divaksin dan kemudian memalsukan buku kuning ini untuk
bisa masuk ke sebuah negara yang mewajibkan vaksin tertentu.
Setelah
Setelah mengucapkan terima kasih, sayapun pulang dengan membawa sebuah buku
kuning dan bagian dari virus yellow fever yang sudah dilemahkan atau
dinonaktikan dalam tubuh saya. Dengan membawa pulang bagian dari virus yellow
fever (berupa vaksin) dalam tubuh ini diharapakan agar bagian kecil virus
tersebut bisa merangsang terbentuknya sistem imun dalam tubuh saya, sehingga
saat nanti saya ke Uganda dan tergigit nyamuk Aede aegypti, sistem imun saya
sudah siap dan tidak harus menderita sakit yellow fever ini, karena begitu
virus masuk lewat nyamuk, antibodi tubuh saya langsung bergerak membendung
penyebaran virus dalam tubuh, gitu kan tujuan dari vaksinasi atau imunisasi.
Jadi,
buat warga indonesia yang mau ke Afrika, atau negara lain yang punya penyakit
menular, dan penyakit tersebut sudah punya vaksinnya, baiknya kita vaksin dulu.
Kalau ragu atau tidak tahu vaksin mana yang diperlukan, langsung saja datang ke
kantor kesehatan pelabuhan atau kesehatan bandara yang anda di kota kamu,
disana ada dokter dan kamu bisa bertanya sepuasnya, sekalian dapat vaksinnya
tentunya. Buat yang mau memperoleh vaksin mengitis dan yellow fever juga bisa
ke kantor kesehatan pelabuhan atau kesehatan bandara, karena memang disana ada
vaksinya. Harga vaksin yellow fever adalah 300.000 rupiah, sedangkan harga
vaksin meningitis adalah 260.000. harga tersebut belum termasuk biaya lain
seperti biaya pemeriksaan, biaya buku kuning (atau buku ICV) dan sebagainya.
Jelasnya
silakan dilihat di kwitansi berikut, mungkin lain daerah lain harganya, untuk
ini saya kurang tahu.
Rincian biaya Vaksinasi |
Oh iya,
tulisan ini tidak ada sponsornya, saya menulis hanya untuk dua tujuan, pertama
agar tulisan ini bisa menjadi informasi bagi yang mau travelling keluar negeri
dan masih ragu apakah mau vaksin atau tidak, sedangkan tujuan kedua agar
subsidi biaya hidup bulanan dari istri
saya lancar, karena katanya kalau saya gak nulis pengalaman vaksin ini, nanti
saya tidak disubsidi lagi sama si istri.
Sekian
dulu (situnis)
Baik kali ya istri Anda.
ReplyDeleteIya dong.,,
DeleteWah istrinya mendukung hal yg positif ya untuk menulis :D
ReplyDeleteIya, alhamdulillah :)
DeleteHarganya mahal yah...beda jauh dengam di rs indonesia
ReplyDeleteEmang kalau di RS di Indonesia berapa mas Andi?
DeleteTahun 2018 ini saya mau suntik vaksin yellow fever saya sudah tlp ke kkp dan klinik dijakarta tapi kosong. Lalu saya coba tlp ke kkp di jogja juga kosong. Bagaimana dong? Tidak ada lagi stok katanya? Heran harusnya kan itu ada. Kalu begini jadi planning yang udah dibuat jadi berantakan. Saya coba tlp kementerian kesehatan juga mereka tidak tahu kapan datangnya. Kenapa ribet bgt?
ReplyDeleteKKP seharusnya ada lah, aneh kalau enggak ada. coba telpon lagi tanya dimana ada. mereka harusnya tahu
DeleteHallo saya juga mau ke Uganda, tapi bingung karena sejak minggu kmrn saya tlp smw kkp kosong stok yellow fever nya bahkan mereka tdk tahu kapan stok nya ada lagi. Apakah benar tidak bisa membuat visa on arrival di Entebbe airport.??
DeleteHampir seluruh KKP yang saya tanya kosong secara nasional. Saya juga aneh, seharusnya stok itu selalu di perbaharui terkait banyak atau tidaknya pengguna vaksin tersebut. Saya saat ini sedang butuh juga vaksin tersebut bahkan banyak para pelaut yang sedang kebingungan juga.
Deletewah, ada yang tidak beres kalau begini.
DeleteHallo, apakah benar tidak bisa apply visa on arrival di Entebbe airport, karena kekosongan stock hingga hari ini saya tidak bisa apply visa online ke Uganda :( payah sekali KKP huhu
ReplyDeletewakt saya kesana bisa sih, sekarang enggak tau juga,
DeleteDi buku kuning kok tulisannya Meningitis tapi stiker vaksinnya Yellow Fever ya bang?
ReplyDeleteDokternya salah tulis, tapi vaksinnya benar :), belakangan udah diganti.
DeleteCara keluar permasalahan ini gmna?
Deleteseluruh KLP indonesia kosong... ada yg tdk beres kayaknya?????
ReplyDeletedimana sy bisa mendapatkan vaksin yellow FIVER. seluruh kkp seindonesia tidak ada tersedia vaksin yellow FIVER
ReplyDeleteseluruh KLP indonesia kosong... ada yg tdk beres kayaknya?????
ReplyDelete