Kesan Pertama Mesir: Indah Dan Menarik, Tapi……
Kali ini saya mau cerita kesan
pertama saya tiba di Mesir, negara yang sudah lama saya idam-idamkan untuk saya
kunjungi. Banyak alasan memang kenapa saya pingin sekali berkunjung kemari,
selain karena sejarah mereka yang sangat kaya, piramid, spink, mesji amr bin
ash, dn tentunya sungai nil. Selain itu universitas al azhar juga menjadi
kiblat bagi orang indonesia yang mu memperdalam ilmu agama islam atau hal hal
lain yang berkaitan dengan islam. Keinginan saya unuk mengunjungi mesir sudah
hampir dua puluh tahun saya tahan, hingga akhirnya kesempatan itu datang juga.
Beruntungnya kali ini saya bisa kesana dengan tiket yang dibayar orang, ya,
seperti biasa saya hobi cari conference yang menanggung biaya perjalanan.
Jadinya meski tujuan awalnya adalah ke Uganda, saya bisa mengunakan kesempatan
transit saya disana (Baca Juga: kesan pertama Uganda: Negara Miskin Yang Kaya
Raya).
Tiba dari Bandara Internasional
Kairo, Saya sempat kebingungan untuk ke pusat kota Kairo, selain saya tiba pagi dari
Jeddah dengan Saudia Airlines, hari itu juga hari jumat, yang merupakan hari
libur di Mesir, jadinya aktivitas bandara tidak terlalu banyak. Sebelumnya saya
sempat baca di website bandara Kairo kalau dari bandara kita bisa pakai bus ke
tengah kota, tapi bus yang saya cari tak kunjung ada, moda kereta bandara juga
belum ada. Jadinya saya memilih taksi yang katanya taksi resmi bandara untuk
mengantar saya ke hostel. Karena sempat ragu dengan taksi, saya memilih unntuk
nego duluan, dan si sopir langsung menjawab kalau ratenya dari bandara ke
tengah kota adalah 250 Egyptian pound, harga yang sebenarnya cukup lumrah,
dengan jarak tempuh sekiatar sejam dari bandara. Perbandingan saya tentu dari
bandara Soetta ke kuningan, yang harganya jauh lebih mahal. Si supir memastikan
kalau harga itu sudah termasuk semuanya. Baiklah, saya ambil.
Semua Mobil di Kairo ada Lecetnya
Dalam perjalanan, saya mulai
melihat mobil-mobil yang melintas di jalanan. Hampir semua mobil yang saya
lihat, semua ada lecetnya. Cara orang Kairo mengendarakan mobil sangat
ugal-ugalan, beberapa kali saya sempat bilang ke supir agar jalannya santai,
tapi dia terlanjur terbiasa dengan kebiasaanya. Mobil asal potong jalan, tidak
terlalu ikut aturan, dan saat hampir masuk kota, saya lihat mobil yang baru
saja tabrakan, berdiri ditengah jalan, dengan pecahan kaca berserakan. Saya
tanya apa kejadian seperti ini sering, si sopir bilang sangat sering, dan
setelah tabrakan biasanya dilanjutkan dengan adu mulut, khas orang Arab.
Meski hostel dimana saya tinggal
hanya disamping sungai nil, dan juga sangat dekat dengan mesium nasional Mesir,
si sopir sepertinya kesusahan mencarinya, beberapa kali dia bertanya ke sopir
lain alamat hostel saya. Melihat dia kebingunan, saya memilih menggunakan peta
maps.me yang dilengkapi dengan gps yang ada di smartphone saya, hingga arah
menuju tempat saya tinggal lebih cepat.
Sopirnya Demen Dolar
Sambil jalan, si sopir bertanya
apakah ini perjalanan saya pertama ke mesir, meski sudah tahu maksud pertanyaan
dia, saya jawab saja jujur, iya. Dan setelah itu, mulailah dia bercerita
kesusahan, kurang penumpang, punya banyak anak, dan ujung-ujung minta ditambah 50
pound lagi karena dia bilang ini juga bukan mobil dia, trik yang sering kali
digunakan oleh sopir, tuirst guide atau siapapun untuk menguras uang turis.
Langsung saya sambut, “kamu licik ya, tadi dibandara bilangnya sudah include
semua, trus dimobil tanya apa saya pertama kali ke mesir, trus kamu cerita
tentang kerjaan, keluarga dan sebagainya, dan ujung-ujungnya kamu minta tambah
uang, kamu pikir saya bodoh? Saya udah keliling dunia dan trik ini gak mempan
untuk saya”, jawaban saya membuat dia diam, hingga tiba tepat di depan
penginapan saya.
Selain cerita keluarga dan segala
kesusahannya, dia juga minta di bayar dengan dolar saja “20 dolar only”, katanya
berulang ulang. Saya bilang kalau saya punya Euro tapi saya gak mau membayar
dengan mata uang lain selain dengan pound, karena kalau saya bayar pakai dolar,
yang untung adalah orang amerika dan kamu saja, tapi kalau saya bayar pakai
egyptian pound, kamu tetap untung dan seluruh warga negara kamu untung, karena
dengan membayar pakai mata uang lokal, maka nilai tukar mata uangnya juga akan
makin kuat, jawaban saya sepertinya tidak digubris olehnya. Tapi tetap saja
saya bayar pakai pound, sesuai dengan kesepakatan awal.
Tiba di depan hostel, saya
langsung masuk kedalam, saya bilang mau nitip barang dulu, karena masih pagi
dan belum waktunya check-in. Tapi yang jaga hostel malah bilang tidak apa-apa,
saya bisa langsung check in, setelah menyerahkan paspor, saya bisa langsung
bayar, semalam hanya 8 dolar, tapi saya memilih membayar dalam mata uang lokal,
sehingga jadinya hanya 140 pound, sangat murah dibandingkan dengan ongkos taksi
bandara yang sampai 250 pound (atau saya kenap tipu ya?). Sambil menunggu proses
registrasi, si penjaga hostel menyiapkan welcome drink, saya boleh memilih kopi
atau teh, saya ambil the saja. Beberapa
saat kemudian teh pun datang dan selesai minum, saya diantar ke kamar saya.
Didalam ada 6 tempat tidur, dan saya bebas memilih yang mana saja saya mau.
Setelah selesai mandi dan ganti baju, saya pun jalan-jalan keliling Kairo.
Bersambung!
kayaknya di banyak negara arab mobilnya lecet-lecet ya haha..
ReplyDeletemesir juga salah satu list destination, suka engan sejarah peradabannya, kece2 smua
Iya, sejarah dan peradaban mereka luar biasa, sayang mentalitas mereka sekarang parah :(
DeleteIya ... anda kena tipu ... Taksi dr bandara keluar itu hanya 120 pound ... 😁
ReplyDelete