Jalan - Jalan di Tehran, Iran: Murah dan Seru
Kalau ceritanya jalan-jalan ke Hong kong, Kuala Lumpur, Amsterdam, London atau Paris Sekalipun, maka itu sudah biasa, toh banyak orang yang sudah pernah kesana. Akan lebih seru ceritanya kalau kita nekat ke negara atau kota yang jarang di kunjungi orang, Tehran di Iran misalnya. Berbeda dengan kota-kota yang saya sebutkan diatas, Iran secara umum, atau Tehran secara khusus masih belum begitu popular buat traveller Indonesia, alasannya ya karena kita duluan dapat informasi yang salah dengan negara Persia ini. Jadinya, biar gak sama dengan yang lain, kali ini saya cerita tentang jalan-jalan ke Tehran, Iran.
Ihwal kenapa bisa terdampar di Iran, bagaimana saya bisa dapat atau mengurus visa Iran, bisa dibaca ditulisan sebelumya: cara mengurus visa Iran. Kali ini saya khusus mau cerita tentang kisah jalan-jalan, plus foto-fotonya tentunya.
Alasan utama kenapa bisa ke Tehran sebenarnya karena ada tiket murah kesana, sedangkan alasan pendukungnya karena memang penasaran dengan negara yang jadi musuh pemerintah paman sam dan sekutunya.
Nah, sambil ngurus visa di Imigrasi, saya kenalan dengan cowok maroko yang baru pulang liburan selama 3 bulan di Indonesia. Dia juga pertama kalinya ke Iran, dan masih buta dengan negara ini, jadilah dia kaan saya selama dua hari di Tehran. Selesai urus Visa on Arrival, waktunya masih jam 3 pagi. tanya kesana kemari, ternyata hanya satu opsi untuk menuju ke kota Tehran dari Imam Khomeini Airport, karena emang masih pagi buta dan walaupun sudah siang, dari bandara hanya bisa pakai taksi ke kota. Setelah tanya kemari dan ongkos taksi cukup mahal untuk ukran kami yang backpacker, kami memutuskan untuk jalan kaki ke terminal bus terdekat (4 KM dari bandara sih). Info tentang terminal bus ini kami dapat dari peta maps.me. dan setelah sejam lebih jalan kesana, yang ada hanya jalan tol, dan bekas tempat bus berhenti. Lama berdiri disana, cukup banyak bus yang lalu-lalang, tapi tak ada bus yang berhenti. Sekitar 15 menit kemudian, ada juga bus yang menurunkan penumpang, tapi belum sempat kami tanya apa menuju ke Tehran, bus nya langsung kabur. Sekitar 20 menit kemudian, ada lag bus yang berhenti, dan seorang bapak turun dengan bagasinya, sepertinya beliau mau menuju ke Bandara. Disitu kami langsung stop dan mengajak beliau ngobrol, untung beliau bisa bahasa Inggris, tapi beliau juga tidak tahu bus yang mana ke Tehran. Beliau kemudian pamitan dan juga jalan kaki ke Bandara.
Sekitar 20 menit kemudian, ada lagi bus yang berhenti menurunkan penumpang, kami langsung mendekat dan bertanya ke Tehran, kali ini kami disuruh naik. Akhirnya, selamat juga kami. Didalam, busnya cukup bagus, tak kalah bagus dengan bus yang ada di Aceh, dan sepertinya mereka itu produk lokal, bukan produk import. Bus pun berjalan, kami duduk di kursi kosong di belakang. Kawan saya yang sudah capek langsung ketiduran. Beberapa menit kemudian, bus berhenti, keluar dari pintu tol (saya baru sadar, kami tadi nunggu busnya di jalan tol, tapi emang tidak ada pembatas dan ada bus stop nya). Setelah melewati tol, bus kembali berhenti, sopir mendekati saya dan meminta ongkos, saya serahkan sekitar 150 Rial Iran, dan ternyata sopirnya langsung pergi. Ternyata itu cukup untuk dua orang (sekitar 3 euro sajah). Padahal kalau naik Taksi dari bandara ke Tehran bisa 500.000 Rial, atau sekitar 30 euro, untung banyak kami kali ini.
Tiba di sebuah terminal di Tehran, hari masih pagi, kami memutuskan untuk istirahat dulu disini, dan kemudian baru naik metro ke Hostel. Naik metro juga sangat murah meriah, hanya sekitar 5000 rupiah sekali jalan. kalah murah dengan busway kita. Cuma ongkos ini hanya untuk sekali naik saja. kalau utdah turun dan ganti arah, ya bayar lagi.
Tiba di Hostel, kami isitrahat sejenak, dan kemudian baru jalan-jalan di siang dan sore hari. Siangnya saya jalan-jalan di sekitar hostel, sedangkan sorenya kami ke pasar. Dan jujur saja, kami asal jalan saja, tidak menentu arah, ketemu pasar, ada yang jualan makan, ya kami makan, ini dia video suasana di pasar sana. beda jauh dengan cerita di TV kan?
Oh ya, orang Iran itu ramah-ramah, bahkan si bapak yang suka nongkrong di depan hostel suka minta di foto, karena sering liat saya bawa kamera
Terus, yang unik disana adalah sepeda motornya yang dimodifikasi, ada atapnya, ini buktinya.
Dan yang naik motor kayaknya gak wajib pakai helm, ini buktinya
Di Tehran, motornya lumayan banyak, sama kayak di Indonesia lah, dan motornya kalau gak produksi sendiri ya mereka import dari India, merekanya ya Bajaj, ya TVS dkk lah.
Kalau kawan saya bilang, king of persia itu emang ganteng, dan emang cowok Iran itu ganteng-ganteng, ceweknya juga cantek-cantek, ini hasil canditnya (semoga istri saya gak baca, amin)
Dan yang wajib dikunjungi selama di Tehran adalah Azadi tower, ini semacam monasnya Indonesia. Saya sempat baca sejarahnya di wikipedia, tapi udah lupa, jadi silakan di baca sendiri lagi. Fotonya yang diatas. udah liat kan? yang versi saya loncat juga ada, ini dia
Saya juga penasaran dengan mesjid disana. Karena mereka umumnya Syiah, jadi mesjid hanya dibuka 3 kali sehari, karena shalatnya hanya 3 kali sehari, subuh, zuhur digabung ke ashar, mahgrib di gabung ke insya. Dan saya lihat mereka jauh dari kata religius, meskipun nama negara mereka islamic republic or Iran. Bahkan ada kawan saya orang Iran yang tinggal di Jerman hobinya dugem, joget-joget dan mabuk, dan hanya pakai jilbab kalau pulang ke Tehran.
Makanan yang wajib di coba wakti di Iran itu namanya Falafel, sama kayak di Turki lah. RAsanya Maksyus dan harganya sangat terjangkau. Ini penampakannya.
Di Hostel saya nginap itu ngasi makan pagi gratis, dan makannya juga roti. Jaid jangan berharap dapat nasi ya, karena memang orang Iran makanya roti, bukan nasi.
Oh ya, Mata uang Iran namanya Real, tapi mereke sebutnya dalam toman. Apa itu toman? sama saja, cuma uang rial yang dibuang nolnya sebiji. Jadi 1000 real = 100 toman, bingung gak? ini tak kasi penampakannya, ada berapa toman?
Itu saja dulu kisahnya. Silakan dinikmati fotonya, dan jangan lupa ninggalin komen kalau emang suka sama cerita tanpa faedah ini, eh.
Jadi pengin ke Iran. Boleh juga kalau bisa pakai Visa on Arrival. Tapi penginnya sih ke Persepolis juga, nggak hanya Tehran. Kalau ada rejeki, boleh lah ...
ReplyDeleteIya, Katanya diluar Tehran banyak yang lebih menarik, selain Persepolis, Esfahan juga recommended katanya
Delete