Makan Enak di Helsinki
Depan stasiun utama Helsinki |
Jujur saja judul itu mau ngejek, boro-boro makan enak,
bisa ketemu makanan yang sesuai dengan lidah sumatera di negara dingin ini saja
sudah syukur. Tiba di staisun utama Helsinki, saya turun ke bawah dulu untuk
titip bagasi. Untuk titip bagasi selama maksimal 24 jam, saya harus bayar 6 Euro,
yang kalau dirupiahkan jadi pas 100 ribu rupiah. Padahal dengan jumlah uang
sebanyak itu, udah bisa makan cindoi banyak di pasar Aceh. Setelah selesai
titip bagasi, saya langsung keluar stasiun, menuju ke sebuah restoran yang
jaraknya sekitar 300 meter dari stasiun. Janji ketemu jam 11 ternyata saya lewat
10 menit, maklum bingung juga carinya. Tiba disana, kawan sekelas saya wktu
kuliah di Denmark sudah menunggu. Sepertinya dia masih sangat hapal dengan
wajah saya, walau kami sudah berpisah selama 7 tahun lamannya. Eh??
Ibarat kekasih yang sudah lama tak bertemu, kami segera
melepas rindu dengan masuk ke dalam restoran, untuk makan. Karena serindu
apapun, makan tetap yang utama, maksudnya? silakan dicerdasi sendiri.
Sebelum duduk, kami pesan makanan dulu, dan dia langsung
bilang “kamu saya traktir ya?” Waw, sungguh kata-kata itu yang saya tunggu dan
harap dari tadi, kata-kata yang sangat jarang keluar dari mulut orang Eropa,
yang biasanya sangat baik dalm bekerja, tapi selalu nafsi-nafsi kalau sudah
urusan bayar makanan.
“Oh” thank you”, jawab saya malu malu tapi sangat mau.
Gimana enggak mau, sejak turun dari pesawat tadi, tak ada makanan yang masuk ke
perut. Sempat berhenti di toko makananya, tapi pas liat harga makanananya,
langsung selera makan hilang begitu saja. Coba bayangkan, harga sebotol air mineral
4,5 Euro, sekitar 70 rupiah. Air putih apa seharga itu? Begitu juga dengan roti
yang diharga paling murah 3 Euro, padahal roti yang jenis, ukuran bentuk nya
hanya dijual 1 euro di Berlin. Helsinki emang lebih mahal ternyata.
Ruang Tourims info Helsinki |
Dari list menu yang diberikan, tak satupun saya paham,
soanya tulisannya pakai bahasa Finlandia. Harganya juga sangat lumayan, paling
murah 7 Euro, padahal kemarin waktu di Riga, ada makanan yang dihargai 2 Euro.
Setelah berdiskusi sebentar, saya lihat ada sup salmon, yaudah, pesan itu saja.
Harganya 10 euro. Paula yang awalnya mau makan salat saja (takut gemuk katanya)
jadi ikut-ikutan makan sop salmon.
Setelah Paula bayar itu sup dan teh, kita pun cari kursi
untuk duduk, dengan membawa makanan sensiri ke kursi tentunya. Jangan harap
akan ada pelayan yang mengantar makanan ke meja anda, ini Finland bang. Di
kursi, mulailah kami bercerita tentang keluarga dan kerjaan kami. Paula dengan
semangatnya bercerita tentang perawatan kesehatan orang tua yang dilakukan,
saya enggak mau kalah, ikut cerita tentang ribuan orang sakit jiwa yang masih
dipasung di Indonesia. Sambil cerita, ingin rasanya makan segera, tapi Paula
belum mulai makan juga. Ya sudahlah, karena perut belum diisi dari semalaman,
saya langsung bismillah saja, dan ternyata begitu masuk ke mulut saya, rasa sup
ini sungguh maknyus, padahal saya udah siap-siap kalau makanannya enggak pas di
mulut saya, tapi ini beda, sungguh enak rasanya.
Sup salmon yang ternyata sangat enak dan gratis :) |
Setelah saya mulai makan, Paula juga ikutan makan, dan
hebatnya, dia duluan siap dari saya, iya lah, saya kan belum biasa makan cepat,
coba taruk nasi, pasti saya yang menang.
Usai makan, kita cerita cerita lagi tentang kemungkinan
kolaborasi kedepan, dan sepertinya peluangnya sangat besar, tinggal action saja
bagaimana.
Jam 1, ia pun pamit karena harus masuk kantor lagi.
Sedang saya harus menunggu isi baterai kamera dan hape hingga penuh. Enggak banget
kan kalau lagi jalan - jalan habis baterai. Sambil nunggu baterai penuh, saya
upload beberapa foto dan video yang saya ambil di jalan tadi, boleh lah ya
sekali kali narsis.
Udah, itu aja dulu ceritanya, Ini sebagian hasil huntingnya
Dari cerita sesama rekan traveler, negara-negara Skandinavia memang terkenal tidak ramah backpacker, mas. Lalu kalau dari cerita temanku di Paris, harga bir lebih murah dari air mineral.
ReplyDeleteIya, scandiavians itu negara kaya, jadi enggak butuh backpaker. kalaupun ada wisatawan, yg mereka target ya orang beruang saja :)
DeleteWaw sup salmon gratis. kapan ya bisa ke sana... wkwkwk
ReplyDeleteNgeri banget sama Skandinavia haha, dan kayaknya kalau dompet tebal, soal makan ini gak akan jadi masalah #eh
ReplyDeleteomnduut dot com